BREBES, SuaraBrebes.com – Sedikitnya 39.484 jiwa yang tersebar di 26 desa di Kabupaten Brebes, kini kesulitan mendapatkan air bersih. Hal sebagai dampak kemarau berkepanjangan, sehingga kekeringan terus meluas.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, Selasa (12/9/2023), sebanyak 26 desa yang dilanda kekeringan tersebar di 8 kecamatan.
Kekeringan mulai dirasakan sejak pertengahan Agustus lalu. Awalnya warga yang terdampak hanya di 7 desa yang tersebar di 4 kecamatan. Namun hingga September dampaknya terus meluas.
Kepala Pelakasan Harian (Kalahar) BPBD Kabupaten Brebes Nursy Mansur mengatakan, untuk mengatasi warga yang kesulitan air bersih, Pemkab Brebes telah menyalurkan bantuan air bersih sejak pertengahan Juli lalu.
Pemkab juga menggandeng sejumlah lembaga, mulai dari PMI, Kepolisian hingga Perumda untuk menyalurkan bantuan air bersih.
“Kami dan stakeholder totalnya telah menyalurkan air bersih bagi 9.434 KK di 26 desa yang tersebar di 8 kecamatan. Total jiwa yang menerima manfaat droping air bersih ini kurang lebih mencapai 39.484 jiwa,” katanya.
Menurut dia, daerah yang telah mendapatkan droping air bersih tersebut di antaranya, Kecamatan Tonjong dua desa, Ketanggungan tiga desa, Bantarkawung lima desa. Kemudian, Kecamatan Banjarharjo tujuh desa. Kemudian, Kecamatan Larangan lima desa, Bumiayu dua desa dan Kecamatan Paguyangan satu desa dan Kecamatan Kersana satu desa.
“Ada kemungkinan kesulitan air ini bisa terjadi sampai Oktober mendatang. Kami meminta masing-masing pemerintah desa segera melaporkan ke BPBD Brebes, jika warganya mengalami krisis air bersih. Kami akan langsung melakukan penanganan krisis air bersih, dan semoga bisa sedikit membantu meringankan beban warga ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan, krisis air bersih itu mayoritas terjadi di daerah dataran tinggi atau wilayah Brebes selatan. Sedangkan untuk wilayah utara, air bersih masih tercukupi karena banyak warga yang berlangganan air perusahaan daerah.
Faktornya, sumber-sumber air bersih di wilayah tersebut debitnya mulai berkurang. Namun sumber air untuk pengairan lahan pertanian, di wilayah dataran tinggi saat ini masih mencukupi. (Sumber)