Sikap Israel: Mengapa Acuh ke Sekutu AS dan Palestina?

Sikap Israel: Mengapa Acuh ke Sekutu AS dan Palestina?

Halo, Sobat Pembaca! Pernahkah Anda merasa heran dan bertanya-tanya? Di tengah desakan yang makin gencar dari seluruh penjuru dunia, bahkan ketika sekutu terdekatnya mulai “berpaling” dan menunjukkan dukungan bagi Palestina, mengapa Sikap Israel seolah tak tergoyahkan? Konflik yang berkecamuk di Gaza terus memakan korban jiwa dan memicu gelombang kecaman internasional. Namun, Israel tetap melaju, bahkan dengan rencana ambisius menguasai Gaza sepenuhnya. Ini bukan sekadar keras kepala biasa, lho. Ada benang merah yang sangat kompleks di baliknya, melibatkan faktor politik, ekonomi, hingga kekuatan lobi raksasa. Mari kita bongkar satu per satu, biar kita semua makin paham!

Gelombang Dukungan yang Bergeser: Dari Barat untuk Palestina

Dulu, Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Baratnya seperti Prancis, Inggris, Kanada, hingga Australia, seolah satu suara dalam mendukung Israel. Narasi yang sering kita dengar adalah soal hak Israel untuk membela diri. Tapi kini, ada perubahan yang cukup signifikan. Satu per satu negara-negara ini mulai bersuara beda, bahkan mengambil langkah konkret yang tak terduga.

Kita lihat Prancis, Inggris, dan negara-negara Nordik yang mulai mempertimbangkan atau bahkan secara terbuka mengakui negara Palestina. Kanada dan Australia juga menunjukkan gelombang dukungan yang menguat untuk desakan gencatan senjata, bahkan kritik terhadap tindakan Israel. Mengapa ini terjadi? Menurut para pengamat, pergeseran ini adalah respons terhadap semakin meningkatnya kecaman internasional terhadap agresi Israel di Gaza. Penderitaan warga sipil, kehancuran infrastruktur, dan laporan mengenai strategi kelaparan massal terhadap warga Palestina yang terekspos ke dunia, telah mengubah pandangan banyak pihak.

Seperti yang disampaikan oleh Yon Machmudi, Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia, negara-negara ini mulai melihat tindakan yang “di luar batas kemanusiaan.” Perubahan sikap ini juga didorong oleh tekanan publik domestik yang kian masif di negara-negara Barat, menuntut pemerintah mereka untuk mengambil posisi yang lebih etis dan berpihak pada kemanusiaan.

Baca Juga  Lemhannas Siapkan Skenario Ketahanan Indonesia Jika Konflik Iran-Israel Berlarut

Israel yang Unwavering: Mengapa Begitu Teguh?

Inilah pertanyaan utamanya: mengapa di tengah badai kritik dan pergeseran dukungan, Sikap Israel tetap terlihat tak gentar melanjutkan operasi militernya? Para pakar menyebut ada beberapa pilar utama yang menopang keteguhan Israel.

Pilar Pertama: Dukungan Penuh Amerika Serikat

Kunci utama dari keteguhan Israel adalah kepastian dukungan dari Amerika Serikat. Drs. Teuku Rezasyah, Pengamat Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran, menilai bahwa Israel merasa aman melancarkan operasi di Gaza karena jaminan dukungan AS, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dukungan ini, katanya, bahkan mencakup perlindungan diplomatik melalui hak veto AS di Dewan Keamanan PBB. Coba bayangkan, berapa kali AS menggunakan hak vetonya untuk melindungi Israel dari resolusi yang mengutuk tindakannya? Berkali-kali, bukan?

Yon Machmudi juga senada. Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat menjadi satu-satunya sekutu utama yang konsisten mendukung Israel, terlepas dari segala tindakannya. Ini terjadi bahkan ketika sekutu-sekutu Barat lainnya mulai menjaga jarak. “Kondisi saat ini menunjukkan bahwa satu per satu negara-negara yang dulu mendukung Israel mulai meninggalkannya. Dan tersisa Amerika yang sebagai sekutu utama dan sekutu setia dari Israel yang tetap mendukung Israel apapun yang dilakukan oleh Israel. Ini seperti dukungan buta terhadap Israel,” jelas Yon.

Tak hanya itu, Muhammad Sya’roni Roffi, Direktur Sekolah Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia, menyoroti kuatnya pengaruh pelaku usaha Israel di AS. Pengaruh ini, yang telah lama menjadi rahasia umum, turut memengaruhi kebijakan luar negeri Negeri Paman Sam. Menurutnya, lobi pengusaha Israel di AS sangat berpengaruh dalam membentuk kebijakan luar negeri Washington, membuat dukungan terhadap Israel menjadi bagian dari politik bipartisan di AS, terlepas dari kritik global. Artinya, siapapun presidennya, dukungan terhadap Israel cenderung tetap menjadi prioritas.

Baca Juga  Eks Marinir Indonesia Jadi Tentara Rusia: Kini Minta Pulang, Menyesal

Pilar Kedua: Perpecahan Eropa dan Lobi Global yang Kuat

Selain faktor dukungan AS, Rezasyah menyebut Israel juga memanfaatkan ketidakteguhan negara-negara Eropa. “Negara-negara Eropa tidak padu dalam kebijakan mereka, dan di dalam negeri masing-masing terdapat lobi Kristen-Zionis yang amat kuat,” ungkap Rezasyah. Artinya, negara-negara Eropa tidak satu suara, dan di internal mereka sendiri ada kelompok-kelompok yang sangat vokal mendukung Israel atas dasar keyakinan maupun kepentingan.

1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )