Dari “Aura Farming” ke Panggung Dunia: Kisah Rayyan dan Pacu Jalur Riau yang Mendunia

Dari “Aura Farming” ke Panggung Dunia: Kisah Rayyan dan Pacu Jalur Riau yang Mendunia

Viral dari Sungai Kuantan: Bukan Sekadar Tren

Beberapa bulan terakhir, dunia maya dikejutkan oleh kemunculan istilah unik: “aura farming.” Dalam konteks digital, istilah ini awalnya hanya lelucon yang menggambarkan bagaimana seseorang tampil dengan penuh percaya diri dan karisma, seolah “memanen aura” untuk menarik perhatian.

Namun siapa sangka, tren Gen Z ini justru melambungkan budaya tradisional Indonesia ke panggung dunia. Adalah seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun bernama Rayyan Arkan Dikha yang secara tak langsung menjadi duta budaya tak resmi Indonesia, melalui gaya khasnya dalam lomba Pacu Jalur di Riau.

Rayyan dan Momen yang Menjadi Viral

Dalam sebuah video yang beredar luas di TikTok, Instagram, dan X (sebelumnya Twitter), tampak Rayyan berdiri di ujung perahu panjang Pacu Jalur. Mengenakan baju serba hitam dan kacamata hitam, bocah itu menari dan bergerak mengikuti tabuhan alat musik yang mengiringi lomba. Ia tidak mendayung—tapi menari, menatap ke depan dengan ekspresi percaya diri dan aura penuh wibawa.

Gaya tenangnya, tubuh yang lentur mengikuti irama, serta ekspresi wajahnya yang “dingin tapi keren” membuat banyak netizen menjulukinya sebagai “raja aura farming.”

Padahal, Rayyan sendiri tidak berniat untuk viral. Ia hanya menjalankan peran tradisional dalam lomba Pacu Jalur, yakni sebagai “Tukang Tari”—sosok anak-anak yang berdiri di ujung perahu, menari untuk memberi semangat dan irama kepada para pendayung.

Apa Itu Pacu Jalur?

Bagi banyak orang di luar Riau, Pacu Jalur mungkin masih terdengar asing. Tapi sebenarnya, ini adalah tradisi yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu di daerah Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Nama “jalur” sendiri merujuk pada perahu panjang tradisional yang digunakan dalam lomba.

Baca Juga  Di Tengah Sidang dan Tekanan Mental, Nirina Zubir Masih Lawan Mafia Tanah

Perahu Pacu Jalur bisa mencapai panjang 40 meter, dan dinaiki hingga 60 pendayung. Tidak hanya menjadi ajang olahraga, Pacu Jalur adalah simbol kekompakan, kehormatan, dan identitas masyarakat Kuantan Singingi.

Lomba ini biasanya digelar setiap tahun dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Perahu-perahu dihias indah, irama tabuhan menggema, dan penonton memenuhi pinggir Sungai Kuantan.

Ketika Budaya Bertemu Tren: Viralitas yang Tidak Direncanakan

Yang membuat kisah ini istimewa adalah bagaimana fenomena lokal bisa menjelma jadi viralitas global. Kombinasi antara aksi Rayyan, visual yang kuat, dan istilah “aura farming” menjadi magnet sempurna untuk budaya internet masa kini.

Aksi Rayyan tidak hanya ditonton jutaan kali, tetapi juga ditiru oleh tokoh-tokoh dunia. Dari DJ Steve Aoki yang menirukan gaya “Tukang Tari,” hingga pemain bola dunia yang mengunggah video parodi ala Rayyan. Tak sedikit pula influencer luar negeri yang mulai menelusuri sejarah dan makna Pacu Jalur.

Puncaknya, Rayyan dinobatkan sebagai Duta Pariwisata Riau oleh pemerintah setempat. Ia juga mendapatkan beasiswa pendidikan penuh, sebagai bentuk apresiasi atas perannya mempopulerkan budaya Riau.

1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )