Donald Trump vs Elon Musk: Ancaman Deportasi dan Perang Kata di Media Sosial

Donald Trump vs Elon Musk: Ancaman Deportasi dan Perang Kata di Media Sosial

Duel Dua Raja: Politik vs Teknologi

Dunia Dalam Berita – Pertengkaran dua tokoh paling berpengaruh di Amerika—Donald Trump dan Elon Musk—kembali pecah di ruang publik. Kali ini, pertaruhannya bukan hanya citra atau kekuasaan. Trump mengancam akan mendeportasi Musk, sang taipan teknologi yang kini juga menjadi tokoh politik informal lewat kekuatan platform media sosial X.

Ancaman ini muncul setelah Elon Musk melontarkan kritik tajam terhadap anggota Kongres AS yang mendukung RUU Pemotongan Pajak dan Belanja, yang menurutnya hanya merusak efisiensi anggaran negara.

Trump, dalam gaya khasnya, membalas dengan nada bombastis:

“Saya rasa dia tidak seharusnya memainkan permainan itu bersama saya.”

Lebih lanjut, Trump bahkan menyindir kemungkinan pembukaan pusat detensi bagi migran di Florida, dengan nama provokatif: Alligator Alcatraz.

Dari Imigran Menjadi Target

Elon Musk, yang lahir di Afrika Selatan dan resmi menjadi warga negara AS pada tahun 2002, menjadi sasaran Trump yang kini ingin kembali merebut Gedung Putih pada Pemilu 2026.

Pernyataan Trump membuka kembali diskusi tentang bagaimana identitas imigran bisa menjadi alat politik dalam pertarungan kekuasaan di Amerika.

“Kita harus memeriksanya,” ujar Trump saat ditanya soal kemungkinan mendeportasi Musk.

Ini bukan pertama kalinya Trump menjadikan imigran sebagai isu kampanye. Namun menjadikan Musk—ikon inovasi dan kapitalisme global—sebagai target adalah eskalasi yang mengejutkan.

Elon Musk: Menahan Diri, Tapi Tak Mundur

Di sisi lain, Musk merespons dengan gaya pasif-agresif. Lewat akun X miliknya, ia menulis:

“Sangat menggoda untuk menindaklanjutinya. Sangat, sangat menggoda. Namun, saya akan menahan diri untuk saat ini.”

Pernyataan ini seperti perisai sementara, tetapi juga peringatan bahwa serangan balik bisa datang sewaktu-waktu. Musk mungkin paham, menyerang langsung seorang kandidat presiden dapat memicu kerugian strategis, terutama terhadap bisnisnya yang sangat bergantung pada dukungan politik dan regulasi.

Baca Juga  Parlemen Iran Setujui Usulan Penutupan Selat Hormuz Usai Serangan AS
1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )