Gencatan Senjata 10 Jam: Saat Bantuan dan Bom Turun Bersamaan di Gaza

Gencatan Senjata 10 Jam: Saat Bantuan dan Bom Turun Bersamaan di Gaza

Koridor Kemanusiaan Dibuka, Tapi Darah Masih Mengalir

Dalam langkah yang disebut sebagai upaya kemanusiaan, militer Israel mengumumkan penghentian operasi militer selama 10 jam per hari di beberapa wilayah Jalur Gaza. Dimulai sejak Minggu (20/7/2025), penghentian aktivitas militer ini berlaku setiap pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat (07.00–17.00 GMT), meliputi wilayah Al-Mawasi, pusat Deir al-Balah, dan Kota Gaza. Ketiganya ditetapkan sebagai zona aman sementara.

Langkah ini diklaim sebagai bagian dari upaya membuka akses bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. Tapi di tengah pengumuman “koridor aman” tersebut, suara ledakan dan sirene ambulans tidak juga berhenti. Hari yang sama, tembakan militer Israel justru menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai 50 lainnya di pusat distribusi bantuan, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Ironi ini menunjukkan jurang besar antara retorika kemanusiaan dan realitas lapangan.

Bantuan Dijatuhkan dari Udara, Tapi Juga Menjadi Ancaman

Yordania dan Uni Emirat Arab kembali menjatuhkan bantuan dari udara ke wilayah Gaza—yang pertama sejak beberapa bulan terakhir. Sekitar 25 ton bantuan makanan dijatuhkan melalui parasut, sebuah tindakan dramatis yang lebih mirip misi penyelamatan di zona perang dibanding kegiatan kemanusiaan di abad ke-21.

Namun alih-alih sepenuhnya menyelamatkan, bantuan tersebut malah membawa luka baru. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 10 orang terluka akibat hantaman kotak bantuan yang jatuh tanpa koordinasi di lapangan. Pejabat Yordania sendiri mengakui bahwa penerjunan udara tidak bisa menggantikan distribusi darat, yang hingga kini masih sangat dibatasi oleh otoritas Israel.

Satu Koridor Dibuka, Ribuan Nyawa Masih Terperangkap

Militer Israel menyebut bahwa mulai Minggu lalu, jalur aman untuk konvoi bantuan akan dibuka dari pukul 06.00 hingga 23.00. Di atas kertas, hal ini terlihat menjanjikan. Namun fakta bahwa bantuan harus dilempar dari langit karena minimnya jalur darat yang dibuka menunjukkan betapa sistematisnya blokade yang terus menjerat Gaza.

Baca Juga  Jay Idzes Sassuolo: Gaji Rp20 Miliar, Lonjakan Karier!

PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan mengakui adanya kemajuan teknis, tetapi tetap menyuarakan kekhawatiran. Tom Fletcher, Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, mengatakan bahwa timnya akan memaksimalkan waktu jeda untuk menjangkau sebanyak mungkin warga kelaparan. Namun ia juga menegaskan bahwa “jeda sementara” bukanlah solusi nyata atas bencana kemanusiaan yang terjadi.

1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )