Iran Tangkap 223 Orang Diduga Mata-mata Israel, Perang Intelijen Semakin Memanas
Berita Dunia – Pekan kedua konflik Iran–Israel makin membara. Di tengah gelombang serangan rudal dan bom, perang bayangan diam-diam terus bergerak di balik layar. Kamis (19/6), organisasi hak asasi manusia Iran Human Rights yang berbasis di Norwegia mengungkap bahwa pemerintah Iran telah menangkap sedikitnya 223 orang yang dicurigai bersekongkol dengan Israel sejak pecahnya perang pada Jumat (13/6) lalu.
Menurut laporan Iran Human Rights, angka tersebut bisa jadi hanya puncak dari gunung es. “Kami menduga jumlah sebenarnya jauh lebih besar dari yang diumumkan,” tulis organisasi itu dalam pernyataan resminya. Iran sendiri secara terbuka baru mengumumkan penangkapan 24 orang yang disebut sebagai mata-mata Israel.
Langkah penangkapan besar-besaran ini terjadi di tengah eskalasi ketegangan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Iran dan Israel terus saling membalas serangan. Sementara itu, Amerika Serikat—sekutu dekat Israel—dikabarkan tengah mempertimbangkan opsi militer untuk menyerang Iran, dalam waktu dua pekan ke depan.
Dua Pekan untuk Damai atau Perang Lebih Besar?
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa waktu dua pekan ke depan akan digunakan untuk upaya diplomasi terakhir guna menghentikan konflik yang sudah menelan ratusan korban jiwa. Namun, pernyataan Trump juga diiringi nada ancaman: jika diplomasi gagal, opsi militer akan dibuka secara penuh.
Di saat bersamaan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka menyatakan bahwa negaranya secara aktif memburu Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. “Kami tahu di mana dia bersembunyi,” kata Netanyahu.
Sementara itu, Khamenei sendiri justru merespons lewat akun media sosialnya. Dalam pernyataan singkat yang penuh kemarahan, ia menulis, “Musuh Zionis sedang dihukum. Ia sedang dihukum sekarang juga.”
