
Jokowi Curiga Ada Skema Politik Besar di Balik Isu Gibran dan Ijazah Palsu
Agenda Politik di Balik Isu yang Mencuat?
Politik – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, kembali menjadi sorotan setelah menyampaikan kecurigaannya atas berbagai polemik politik yang mencuat belakangan ini. Dalam pernyataan yang disampaikan secara terbuka di kediaman pribadinya di Sumber, Banjarsari, Solo, Jokowi menyebut bahwa isu ijazah palsu dan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bukanlah kebetulan belaka.
“Saya berperasaan, memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu-isu ini,” kata Jokowi kepada wartawan, seraya menegaskan bahwa narasi-narasi tersebut menyasar bukan hanya anaknya, tapi juga integritas dirinya sebagai seorang pemimpin nasional.
Targetnya: Reputasi Politik Jokowi
Lebih lanjut, Jokowi menduga bahwa rangkaian isu tersebut adalah bagian dari upaya sistematis untuk menurunkan reputasinya secara politik, terlebih setelah masa jabatannya usai dan pengaruhnya masih sangat kuat di lanskap kekuasaan.
“Perasaan politik saya mengatakan, ini upaya untuk menurunkan reputasi, untuk mendowngrade,” ungkap Jokowi dengan nada tenang namun mengandung sinyal peringatan.
Gibran Kembali Jadi Sasaran Isu Politik
Jokowi secara terbuka menyebut nama putranya, Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, sebagai salah satu sasaran utama. Ia menyebut bahwa isu pemakzulan Gibran bukanlah gerakan sporadis, melainkan bagian dari pola yang dirancang dengan cermat.
“Termasuk itu, jadi ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres, saya kira ada agenda besar politik,” tegasnya.
Sejak Gibran mencalonkan diri sebagai cawapres dan kemudian memenangkan pemilu, sejumlah pihak mempertanyakan legitimasi pencalonannya, termasuk isu usia minimal dan prosedur Mahkamah Konstitusi yang memicu gugatan demi gugatan. Kini, wacana pemakzulan Gibran kembali menggema, meski masih dalam tahap opini dan belum masuk ke ranah konstitusional formal.