Kinerja Keuangan COIN: Saham Melesat 700% Pasca IPO!

Kinerja Keuangan COIN: Saham Melesat 700% Pasca IPO!

Halo para investor dan pembaca setia yang selalu haus akan informasi pasar! Siapa sih yang tidak tergiur dengan angka melesat? Hari ini, mari kita bedah kisah sensasional dari PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), sebuah nama yang mungkin sering Anda dengar bergaung di lantai bursa belakangan ini. Bayangkan, harga sahamnya tiba-tiba melonjak gila-gilaan, bahkan sempat menyentuh batas atas yang bikin geleng-geleng kepala. Tapi, seberapa sehat sih sebenarnya perusahaan di balik lonjakan fantastis ini? Mari kita intip lebih dekat Kinerja Keuangan COIN yang terbaru!

COIN Melenggang di Bursa: Lompatan Fantastis Sejak IPO

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Juli 2025 melalui penawaran umum perdana (IPO), saham COIN memang langsung mencuri perhatian. Ibarat roket yang baru diluncurkan, harganya langsung melesat tajam, bahkan sempat “auto rejection atas” (ARA) berhari-hari. Bagi Anda yang belum familiar, ARA ini adalah batas kenaikan harga saham maksimal dalam sehari yang ditetapkan bursa. Artinya, saking banyaknya peminat, harga sahamnya langsung mentok ke batas atas. Fenomena ini tentu saja menarik banyak pasang mata, baik dari investor kawakan maupun pemula yang penasaran.

Pada perdagangan hari ini, meski sempat sedikit terkoreksi dalam dua hari terakhir, saham COIN kembali unjuk gigi dengan melesat 9,59% ke level Rp 800. Angka ini mungkin terdengar biasa saja, tapi coba lihat rekam jejaknya. Sejak IPO, total kenaikan harga saham COIN sudah mencapai angka yang fantastis, yaitu 700%! Ini bukan sulap, bukan sihir, tapi memang terjadi di pasar. Pertanyaannya, apakah lonjakan ini didukung oleh fundamental yang kuat, atau hanya euforia sesaat?

Baca Juga  9 Negara Pemilik Senjata Nuklir

Membedah Dapur COIN: Laporan Keuangan Terkini

Untuk menjawab pertanyaan krusial tersebut, kita perlu menyelami lebih dalam ke laporan keuangan terbaru COIN per semester I 2025. Dan hasilnya? Cukup bikin melongo! Perusahaan ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 25,5 miliar. Angka ini adalah sebuah “comeback” yang luar biasa, mengingat pada periode yang sama tahun sebelumnya (semester I 2024), COIN masih merugi Rp 1,99 miliar. Ini artinya, mereka berhasil membalikkan keadaan dari “merah” menjadi “hijau royo-royo” dalam waktu setahun. Sebuah peningkatan yang patut diacungi jempol!

Tentu saja, laba bersih yang melesat ini tidak datang begitu saja. Ada pemicu utamanya, yaitu pendapatan perusahaan yang melonjak ratusan kali lipat. Dari yang awalnya hanya Rp 600 juta pada semester I 2024, kini melambung tinggi hingga Rp 113,15 miliar pada semester I 2025. Bayangkan, dari ratusan juta menjadi ratusan miliar dalam setahun! Lonjakan pendapatan ini bisa menjadi indikasi adanya pertumbuhan bisnis yang sangat agresif, entah karena peningkatan volume transaksi, ekspansi layanan, atau mungkin peningkatan minat pasar terhadap produk atau jasa yang ditawarkan COIN. Kita tahu, COIN (Indokripto Koin Semesta Tbk) sangat mungkin bergerak di sektor yang berkaitan dengan kripto atau teknologi sejenis, yang memang sedang booming.

Bagaimana Beban Dikelola dan Kesehatan Laba Usaha

Meski pendapatan meroket, kenaikan beban pokok penjualan juga tak terhindarkan. Beban pokok COIN tercatat naik dari Rp 2,5 miliar menjadi Rp 90,57 miliar. Ini wajar, seiring dengan peningkatan produksi atau skala operasi untuk mendukung lonjakan pendapatan. Namun, yang terpenting adalah bagaimana beban ini tetap terkendali sehingga tidak “memakan” seluruh pendapatan. Dan di sinilah COIN menunjukkan kemampuannya. Setelah dikurangi beban pokok, COIN berhasil membukukan laba usaha sebesar Rp 22,458 miliar. Ini berbalik positif drastis dari sebelumnya yang masih rugi usaha Rp 1,98 miliar. Laba usaha yang positif ini menunjukkan bahwa operasi inti perusahaan sudah sehat dan menghasilkan keuntungan.

Baca Juga  Sikap Israel: Mengapa Acuh ke Sekutu AS dan Palestina?

Tak hanya itu, dari sisi pendapatan keuangan, COIN juga menunjukkan performa yang stabil, naik tipis dari Rp 3,5 miliar menjadi Rp 3,7 miliar. Tapi yang paling mencengangkan adalah penurunan beban keuangan. Bayangkan, dari yang tadinya mencapai Rp 3,5 triliun (Ya, Anda tidak salah baca, triliun!) pada semester I 2024, kini turun drastis menjadi hanya Rp 387 miliar pada semester I 2025. Penurunan beban keuangan yang signifikan ini bisa jadi indikasi bahwa perusahaan berhasil merestrukturisasi utangnya, melunasi pinjaman berbunga tinggi, atau mendapatkan suku bunga yang lebih rendah. Hal ini tentu saja sangat positif karena mengurangi beban pengeluaran perusahaan secara signifikan, yang langsung berdampak pada peningkatan laba bersih.

Melihat Lebih Dalam Neraca: Kesehatan Aset dan Kewajiban

Selain laporan laba rugi, neraca keuangan juga penting untuk kita perhatikan. Hingga Juni 2025, aset COIN tercatat mengalami penurunan tipis dari Rp 1,53 triliun pada Desember 2024 menjadi Rp 1,38 triliun. Penurunan aset ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pembayaran utang, penjualan aset yang tidak produktif, atau depresiasi aset. Namun, yang menarik adalah penurunan liabilitas (kewajiban utang) perusahaan yang sangat signifikan, dari Rp 231,9 miliar menjadi hanya Rp 60,7 miliar pada periode yang sama. Penurunan liabilitas ini adalah kabar baik, karena menunjukkan bahwa COIN semakin sedikit memiliki utang yang harus dibayar. Ini juga bisa menjadi alasan di balik penurunan beban keuangan yang sangat drastis tadi.

1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )