
Lego dari Presiden: Cerita Hangat Bocah Keturunan Indonesia di Rusia
Sisi Lain Prabowo, Ketika Permintaan Seorang Anak Dijawab dengan Ketulusan
Cerita Zhenya dan Lego dari Presiden Prabowo di Rusia
Berita Nasional – Di tengah ketatnya jadwal kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia, terselip satu momen sederhana yang menyentuh hati banyak orang. Bukan soal politik, bukan pula tentang diplomasi strategis. Cerita itu datang dari seorang bocah bernama Evgeny Fedorov, atau akrab disapa Zhenya, yang tinggal di St. Petersburg, Rusia.
Zhenya adalah anak keturunan WNI. Ibunya, Ambar Rukmi, merupakan perempuan asal Solo yang kini menetap di Rusia. Dalam salah satu kesempatan, Ambar dan anaknya ikut hadir bersama rombongan diaspora Indonesia yang menyambut kedatangan Presiden Prabowo di hotel tempat beliau menginap pada Rabu malam, 18 Juni 2025.
Saat itu, suasana penuh antusias. Delegasi Indonesia tiba, masyarakat diaspora berebut ingin melihat langsung sosok Presiden. Di antara kerumunan, Zhenya kecil memberanikan diri mendekat. Dengan polos dan spontan, ia menyampaikan permintaan yang mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang: “Saya mau Lego.”
Permintaan yang datang dari seorang anak di negeri jauh itu ternyata tak diabaikan. Presiden Prabowo, yang dikenal tegas dan garang dalam arena politik, ternyata menyimpan sisi lain yang lembut dan peka terhadap hal-hal kecil yang menyentuh hati.
Tak sampai 24 jam setelah pertemuan itu, Tim Media Presiden menginformasikan bahwa permintaan Zhenya telah dipenuhi. Sebuah kotak besar berisi 752 keping Lego City — mainan impian Zhenya — dikirimkan langsung dan diterima dengan wajah gembira oleh bocah kecil itu.
Dalam unggahan Instagram ibunya, @ambarruk2910, tampak jelas kebahagiaan Zhenya. “Lego dari Presiden Indonesia. Ya, saya suka dan saya sudah tidak sabar mau membukanya,” ucapnya dalam video singkat.
Ambar pun menuliskan rasa harunya, “Semoga ini menjadi kenangan indah yang akan dia ingat selalu ketika Zhenya dewasa, dan semoga saja Zhenya suatu hari nanti bisa bermanfaat bagi negara tercinta Indonesia.”
Bagi Ambar dan Zhenya, ini bukan sekadar soal Lego. Ini tentang kenangan, perhatian, dan harapan. Tentang seorang Presiden yang menyempatkan diri melihat anak kecil yang meminta sesuatu dengan polos, dan menjawabnya dengan tulus.
Di balik strategi dan agenda penting kenegaraan, momen ini menjadi potret yang hangat tentang sisi kemanusiaan seorang pemimpin. Di tengah gegap gempita diplomasi, ada ruang untuk cinta, untuk gestur kecil yang berdampak besar.
Presiden Prabowo memang tengah menjalani lawatan diplomatik di Rusia, 18–20 Juni 2025, untuk membahas berbagai kerja sama internasional. Tapi hadiah Lego ini menorehkan babak lain dalam kunjungan itu—babak yang lebih personal, lebih emosional, dan lebih mudah diingat oleh rakyat.
Karena sesungguhnya, kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan, tapi juga tentang menyentuh hati rakyat. Kadang, dari anak kecil yang meminta Lego, kita bisa belajar bagaimana cara menjadi besar: dengan tidak melupakan hal-hal kecil.