Nasib McGregor: Kata Khabib soal Karma & Karir

Halo Sobat Pembaca! Pernahkah Anda mendengar ungkapan bahwa apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai? Konsep karma, atau dalam konteks agama, takdir dan konsekuensi, seringkali menjadi perbincangan hangat. Apalagi jika yang berbicara adalah legenda tak terkalahkan di dunia pertarungan, Khabib Nurmagomedov, mengenai rival terbesarnya, Conor McGregor. Ya, baru-baru ini, jagat olahraga digemparkan lagi dengan pernyataan Khabib tentang Nasib McGregor yang kini terpuruk, yang disebutnya sebagai ‘hukuman dari Tuhan’. Sebuah pernyataan yang, tentu saja, memancing banyak reaksi dan perdebatan.

Ketika Sang Elang Berbicara tentang Nasib Sang Notorious

Bagi Anda para penggemar UFC, tentu masih teringat jelas duel panas antara Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor di UFC 229 pada Oktober 2018. Pertarungan itu bukan sekadar perebutan gelar, tapi puncak dari rivalitas pribadi yang teramat sengit, diwarnai provokasi verbal yang melampaui batas dari kubu McGregor. Setelah kekalahan telak melalui submission dari Khabib, karier ‘The Notorious’ memang seperti berbelok 180 derajat. Dari seorang raja dua divisi, McGregor kini lebih sering absen dari oktagon, diselingi kekalahan dan cedera parah.

Dalam sebuah acara yang dihadiri Khabib di Miftaah Institute, New York, akhir pekan lalu, ia tak sungkan mengemukakan pandangannya. Menurut Khabib, kondisi yang dialami McGregor saat ini adalah sebuah hukuman. “Ini adalah hukuman, bagian terindah dari semua ini adalah Allah selalu memberi kesempatan untuk bangkit,” ujar Khabib, dengan nada bijak namun tegas.

Dari Puncak Dunia Hingga Keterpurukan Mendalam

Mari kita kilas balik sejenak. Sebelum menghadapi Khabib, Conor McGregor adalah ikon UFC. Ia berhasil meraih dua sabuk juara di dua divisi berbeda, mencetak sejarah, dan menjadi magnet penonton. Kemampuan bertarungnya yang ciamik, ditambah ‘trash talk’ yang menghibur (bagi sebagian orang), menjadikannya bintang paling terang. Namun, semua itu seolah memudar setelah malam di Las Vegas pada 2018.

Pasca kekalahan dari Khabib, McGregor memang sempat kembali dan meraih kemenangan atas Donald Cerrone di kelas welter. Namun, euforia itu tak berlangsung lama. Ia kemudian menelan dua kekalahan beruntun yang menyakitkan dari Dustin Poirier. Puncaknya, dalam duel terakhirnya melawan Poirier, McGregor mengalami patah kaki yang mengerikan. Cedera itu memaksanya menepi dari oktagon untuk waktu yang sangat lama, dan hingga kini, tawaran pertarungan dari UFC seolah tak kunjung tiba. Inilah gambaran nyata dari kemerosotan Nasib McGregor di puncak karier.

Provokasi dan Konsekuensi: Pandangan Khabib

Pernyataan Khabib tentu saja bukan tanpa dasar. Sebelum duel epik di UFC 229, McGregor memang dikenal sangat agresif dalam melancarkan provokasi. Ejekan-ejakan tersebut tidak hanya ditujukan secara personal kepada Khabib, tetapi juga menyasar keluarga, negara asal, bahkan hingga agamanya. Hal ini yang membuat pertarungan tersebut sangat personal bagi Khabib dan timnya. Bagi seorang Muslim seperti Khabib, penghinaan terhadap agama adalah hal yang sangat serius dan tidak bisa dimaafkan.

Oleh karena itu, ketika Khabib menyebut “hukuman dari Tuhan”, ia mungkin merujuk pada keyakinan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, baik di dunia ini maupun di akhirat. Bagi Khabib, prinsip ini adalah bagian integral dari filosofi hidupnya, yang selalu ia pegang teguh. Ia percaya bahwa perilaku sombong, merendahkan orang lain, dan melampaui batas dalam provokasi, pada akhirnya akan kembali kepada pelakunya.

Kesempatan untuk Berubah: Seutas Harapan dari Sang Elang

Meski pernyataannya terdengar keras, Khabib tidak serta merta menghakimi McGregor selamanya. Ia justru menyisipkan sebuah pesan harapan dan kesempatan. “Kita selalu punya kesempatan untuk bangkit di dunia ini, dan inilah hal terindah. Tidak peduli bagaimana dirimu selama ini, Allah akan selalu memberimu kesempatan untuk bangkit. Saya pikir dia punya kesempatan. Dia harus mengubah cara hidupnya,” jelas Khabib.