
Palestina Solusi Dua Negara: Titik Terang untuk Gaza?
Halo pembaca setia, mari kita bedah kabar terbaru yang membawa sedikit angin segar dari kancah diplomasi internasional. Siapa sangka, di tengah riuhnya konflik di Timur Tengah, ada titik terang yang mulai tampak? Yap, betul sekali. Kabar ini datang dari New York, di mana Palestina dikabarkan telah menyepakati sebuah deklarasi penting mengenai implementasi solusi dua negara. Ini bukan sekadar berita biasa, tapi bisa jadi awal babak baru yang kita semua nantikan.
Deklarasi New York: Sebuah Kesepakatan Bersejarah
Wakil Menteri Luar Negeri RI, Bapak Arrmanatha Nasir, yang akrab disapa Tata, belum lama ini menyampaikan pernyataan yang cukup membuat kita optimistis. Menurut beliau, Deklarasi New York yang fokus pada Implementasi Solusi Dua Negara telah mendapat persetujuan dari pihak Palestina sendiri. Bayangkan saja, deklarasi ini melibatkan sekitar 15 negara Barat yang secara prinsipil setuju untuk mengakui negara Palestina. Nah, kabar baiknya, Palestina sebagai “observer state” atau negara pengamat, tidak hanya hadir sebagai penonton, tapi juga aktif terlibat dalam negosiasi dan akhirnya menyepakati butir-butir penting dalam deklarasi ini.
Membongkar Isi Deklarasi: Lebih dari Sekadar Satu Poin
Tentunya, seperti setiap kesepakatan diplomatik besar, selalu ada poin-poin yang memancing diskusi. Salah satunya adalah poin yang mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap warga sipil, serta seruan agar Hamas mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan senjata kepada Otorita Palestina. Pertanyaan pun muncul: bagaimana Palestina bisa menyepakati ini? Wamenlu Tata menjelaskan dengan gamblang bahwa deklarasi tersebut harus dilihat secara utuh, tidak bisa hanya sepotong-sepotong. “Itu yang kita setuju, itu yang kita bahas, dan itu yang disepakati oleh para peserta yang ada di situ,” tegas Tata.
Penting untuk digarisbawahi, pertemuan di New York ini bukan sekadar kumpul-kumpul biasa. Tata menyebutnya sebagai langkah awal yang sangat signifikan. Bayangkan, pembahasan mengenai Palestina Solusi Dua Negara, yang merupakan kunci untuk mengakhiri konflik panjang Palestina-Israel, kembali mencuat setelah nyaris vakum selama satu dekade terakhir! Ini adalah sebuah terobosan besar, di mana tiba-tiba isu ini kembali menjadi sorotan utama dan disepakati sebagai solusi konkret oleh banyak pihak.
Menuju Pengakuan Penuh: Jalan Berliku Palestina di PBB
Salah satu aspek krusial dari upaya diplomatik ini adalah bagaimana Palestina bisa mendapatkan pengakuan penuh sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Wamenlu Tata menjelaskan strateginya: semakin banyak negara yang mengakui Palestina, semakin kuat posisi mereka. Mengapa? Karena agar Palestina bisa menjadi anggota PBB secara penuh, ada syarat yang harus dipenuhi: kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB—yaitu Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia, dan China—harus memberikan persetujuan mereka.
Kabar gembiranya? Dari lima raksasa ini, hanya satu yang belum secara resmi mengakui Palestina sebagai negara. Ada kemajuan signifikan di sini. Bahkan, baru-baru ini Kanada juga telah menunjukkan sinyal positif dan bersiap untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Ini adalah langkah maju yang patut diapresiasi, menunjukkan bahwa gelombang dukungan untuk Palestina semakin meluas di panggung global.
Latar Belakang Konferensi dan Harapan Rekonstruksi Gaza
Konferensi Tingkat Tinggi Internasional mengenai Implementasi Solusi Dua Negara ini sendiri diselenggarakan oleh Prancis dan Arab Saudi. Acara bergengsi ini berlangsung di Markas Besar PBB, New York, pada 28-30 Juli 2025. Hasilnya? Tentu saja, “New York Declaration on the Peaceful Settlement of the Questions of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution” yang mendapatkan dukungan luas dari negara-negara anggota PBB.