Nike Ardila, penyanyi legendaris dekade 1990-an ini mengalami masa kejayaan pada periode 1985-1995. Kecelakaan mobil pada 19 Maret 1995, mengakhiri hidup saat karirnya berada di puncak-puncaknya. Tiga dekade berlalu, sejumlah lagu-lagu hitsnya masih diperdengarkan dan memiliki banyak penggemar atau fans.
Popularitas Nike Ardila memang tak terbantahkan dalam dekade itu. Belasan album dirilis dengan puluhan single. Tak hanya itu, sejumlah film juga turut dibintangi, diantaranya bahkan laris menjadi box office. Bahkan Nike Ardila masih bisa menggondol sebagai Gadis Sampul sebuah majalah remaja disaat itu. Ini merupakan puncak karir yang sulit akan ditandingi oleh penyanyi wanita di generasi sebelumnya.
Namun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa para penggemar atau fans dari Nike Ardila ini tentu lambat-laun berkurang. Bisa dikatakan apabila generasi millennial hingga generasi z saat ini tidak banyak yang mengetahui atau mengenal karya-karyanya.
“Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya”, demikian dikatakan oleh Pamor Wicaksono, SH. anggota DPRD Kabupaten Brebes dalam mengenang sosok Nike Ardila ini. Menurutnya, Nike Ardila memang sosok yang penting dalam sejarah musik Indonesia. Bukan hanya dibidang music saja, namun seni peran bahkan seni foto model sempat dijajal dengan ganjaran sukses.
Pun demikian, menurutnya bahwa karir seseorang pasti tidak akan selamanya. Bisa disebabkan oleh kemunduran dalam berkarya, atau oleh kematian. Takdir seseorang, merupakan misteri kehidupan. Kejayaan seseorang bisa surut, namun jika ia memiliki karya yang baik, bisa menjadi warisan yang dapat mengabadikan dirinya.
Pada tiap-tiap tahun, para penggemar Nike Ardila mengadakan peringatan pada hari kelahiran 27 Desember dan memperingati kematiannya pada 19 Maret. Tahun ini, peringatan dilakukan pada 9 Maret 2024, mengingat datangnya bulan suci Ramadan. Pada momen peringatan ini, sejumlah fans akan berziarah ke makam Nike Ardila dan melakukan sejumlah kegiatan termasuk bakti sosial untuk mengenang sosok penyanyi asal Ciamis ini.
Sebagai seseorang yang sempat mengalami masa-masa popularitas Nike Ardila, Pamor Wicaksono yang mengunjungi makam Nike Ardila di Ciamis pada Rabu (27/03/2024). Ia menyampaikan harapannya agar generasi saat ini dan dimasa mendatang, dapat meneladani sosok Nike Ardila. Kemampuan mengasah bakat sejak dini dan kesungguhan mengembangkan karir musik dan seninya, patut menjadi tauladan. Dengan demikian, akan lahir penyanyi-penyanyi seniman dimasa mendatang yang dapat menciptakan karya yang berkualitas.
Lewat karya-karya itulah, menurut Pamor Wicaksono, politisi partai Golkar yang telah menjadi eksektif selama tiga periode, bahwa seseorang dapat memiliki keabadian. Kehidupan dan popularitas, akan memiliki masa sendiri, sementara karya yang baik akan abadi. Begitu juga dalam dunia politik dan kekuasaan, seseorang bisa saja memiliki kuasa namun tetap saja akan memiliki masa sendiri, pungkasnya. Sumber***(https://eksposisinews.com/pamor-wicaksono-setiap-orang-ada-masanya-setiap-masa-ada-orangnya?amp)