
Polemik Pemindahan Patung MH Thamrin: Antara Tunnel MRT dan Jejak Sejarah
Kontroversi Pemindahan Patung MH Thamrin: Antara MRT, Cagar Budaya, dan Identitas Jakarta
Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memindahkan Patung MH Thamrin dari lokasi lamanya di Jalan Medan Merdeka Selatan ke area Air Mancur Thamrin di Jalan Medan Merdeka Barat memicu perdebatan baru soal wajah ibu kota. Tak sekadar soal estetika atau relokasi, keputusan ini bersinggungan langsung dengan isu teknis pembangunan infrastruktur bawah tanah dan status kawasan cagar budaya.
Kepentingan MRT dan Risiko Fondasi Patung
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Weni Maulina, menegaskan bahwa pihaknya telah dimintai pendapat oleh Pemprov DKI terkait dampak teknis relokasi patung tersebut. Weni menyebut bahwa yang paling krusial dari pembangunan atau pemindahan patung adalah soal fondasi—khususnya pile foundation atau tiang pancang yang bisa saja bersinggungan dengan struktur bawah tanah MRT Fase 2A.
“Kalau bikin patung, yang dicek bukan hanya posisi patungnya, tapi fondasinya. Karena kalau pile-nya kena track atau tunnel, itu bisa membahayakan,” jelas Weni dalam acara Media Fellowship Program di Wisma Nusantara, Kamis (18/7/2025).
Ini bukan hal sepele. Dengan jalur MRT yang membentang di bawah kawasan Medan Merdeka dan melibatkan konstruksi yang sangat presisi, setiap tambahan struktur di atas tanah harus dikalkulasi secara matang. Patung setinggi puluhan meter bukanlah dekorasi ringan. Jika fondasinya terlalu dalam, bisa mengganggu kestabilan tunnel MRT. Jika terlalu dangkal, patung bisa miring atau bahkan roboh akibat getaran dari kereta bawah tanah.
Cagar Budaya dan Pertimbangan Historis
Masalah tak berhenti di teknis semata. Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menambahkan bahwa area yang direncanakan untuk memindahkan patung, yakni Air Mancur Thamrin di Jalan Medan Merdeka Barat, ternyata termasuk dalam kawasan cagar budaya. Ini berarti setiap pembangunan atau penambahan elemen baru di wilayah itu harus melalui kajian historis dan izin dari otoritas pelestarian budaya, termasuk Sekretariat Negara (Setneg).
“Keinginan kita sebetulnya memang di area Air Mancur, tapi ternyata itu kawasan cagar budaya. Kita sudah bersurat ke Setneg, dan disarankan kalau bisa cari lokasi lain,” ujar Rano, Selasa (15/7), di sela kunjungannya ke Tavia Heritage Hotel.
Kawasan Medan Merdeka memang memiliki bobot sejarah yang tinggi. Patung MH Thamrin sendiri tak hanya sebuah karya seni, melainkan simbol dedikasi seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia dalam membela kepentingan rakyat Jakarta di masa kolonial.