Respons Tom Lembong atas Tuntutan 7 Tahun Penjara: Saya Tak Pernah Tunjuk Pihak
Di Pengadilan, Tom Lembong Ajukan Duplik
Nasional – Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, atau yang akrab dikenal sebagai Tom Lembong, menyampaikan pembelaan keras terhadap tuduhan jaksa terkait kasus dugaan korupsi impor gula. Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (14/7/2025), Tom membacakan duplik—tanggapan atas replik jaksa penuntut umum.
“Saya tidak pernah memberikan arahan kepada bawahan agar produsen gula tertentu ditunjuk. Apalagi menunjuk distributor tertentu, atau menentukan besaran alokasi impor,” tegas Tom di hadapan majelis hakim.
Pernyataan ini menjadi respons langsung atas replik jaksa yang menyebut beberapa saksi mengakui adanya “arahan pimpinan”—yang disebut-sebut merujuk pada dirinya.
Arahan sebagai Menteri: Untuk Prosedur, Bukan Kepentingan
Tom tak menampik bahwa sebagai menteri kala itu, ia memang memberikan arahan kepada jajarannya. Namun, ia membantah bahwa arahan tersebut bersifat manipulatif atau menguntungkan pihak-pihak tertentu dalam distribusi kuota impor.
“Arahan yang saya berikan adalah agar segala langkah dijalankan secara tepat waktu, dan dengan tetap mematuhi peraturan serta ketentuan hukum yang berlaku,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa tugas pimpinan kementerian adalah memastikan kebijakan berjalan secara efisien dan akuntabel, bukan melakukan intervensi yang bersifat transaksional atau berpihak.
Tuntutan Jaksa: 7 Tahun Penjara dan Denda Rp750 Juta
Dalam sidang sebelumnya pada Jumat (4/7/2025), Jaksa Penuntut Umum menuntut Tom Lembong dihukum tujuh tahun penjara atas tuduhan korupsi dalam importasi gula.
“Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Thomas Trikasih Lembong dengan tujuh tahun penjara,” ujar jaksa.
Selain itu, jaksa juga meminta majelis hakim menjatuhkan denda sebesar Rp750 juta, dengan subsider enam bulan kurungan apabila denda tersebut tidak dibayarkan.
