
Ribuan Honorer R4 Brebes Bergerak ke Jakarta: Suara yang Lama Diredam Kini Menggema
“Sudah belasan tahun mengabdi, tapi kami masih diperlakukan seperti bayangan.”
Brebes – Minggu malam, 20 Juli 2025, puluhan bus bergerak perlahan dari berbagai titik di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Di dalamnya, sekitar 600 orang tenaga honorer lintas profesi duduk diam, sebagian menggenggam poster tuntutan, sebagian lainnya menyimpan amarah yang dipendam bertahun-tahun. Mereka bukan wisatawan. Mereka adalah para pekerja yang selama ini berada dalam lorong gelap birokrasi: honorer non-database Badan Kepegawaian Negara (BKN), atau yang kini dikenal sebagai R4.
Mereka bukan hanya mewakili diri sendiri, tapi membawa suara dari 3.100 rekan mereka di OPD Pemkab Brebes yang telah lama mengabdi sebagai sopir, tenaga kebersihan, guru, hingga tenaga kesehatan — namun tak satu pun tercatat dalam sistem resmi negara.
Bukan Angka, Tapi Nyawa yang Terlupakan
Ribuan tenaga honorer R4 dari seluruh penjuru negeri akan berkumpul di depan Istana Negara pada Senin, 21 Juli 2025, dalam aksi yang diprediksi melibatkan lebih dari 20 ribu orang. Tuntutannya sederhana namun menyakitkan: mereka ingin diakui. Mereka ingin pemerintah membuka mata terhadap keberadaan mereka yang selama ini tak terdata hanya karena kekeliruan administratif yang bukan kesalahan mereka.
Menurut Syahilin, Ketua Forum Komunikasi Non ASN Non Database Brebes, banyak di antara mereka telah mengabdi belasan hingga lebih dari 20 tahun di lembaga pemerintahan. Namun, saat proses seleksi ASN PPPK 2024 digelar, mereka tidak bisa mengikuti seleksi karena tidak terdata dalam sistem BKN. Ironisnya, mereka adalah pekerja aktif di lembaga negara, tetapi dianggap tidak ada oleh sistem yang harusnya melindungi mereka.
“Kami merasa dianaktirikan. Kami bukan honorer baru, kami sudah mengabdi sejak era reformasi bergulir,” tegas Syahilin.