Thu. Oct 3rd, 2024

Sebelum matahari terbit, ratusan anggota Forum Rakyat Pembela Brebes (FRPB) berkumpul di depan Kantor DPRD DKI Jakarta dengan tujuan jelas: menuntut klarifikasi dan permintaan maaf langsung dari Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi. Mereka merasa tersinggung oleh pernyataan Prasetyo Edi yang dianggap telah merendahkan warga Brebes terkait sebuah peristiwa telur asin beberapa waktu lalu. Rombongan yang terdiri dari sekitar 300 orang ini datang langsung dari Kabupaten Brebes setelah melakukan perjalanan malam dengan lima bus.

Jakarta, Matahari belum menunjukkan tajinya ketika ratusan massa yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Rakyat Pembela Brebes (FRPB) berkumpul di depan Kantor DPRD DKI Jakarta. Keberadaan FRPB ini tak lain untuk menggelar aksi menuntut klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang dianggap telah menyinggung hati rakyat Brebes terkait telur asin beberapa waktu lalu.

Rombongan yang berjumlah sekitar 300 orang ini datang langsung dari Kabupaten Brebes dengan menggunakan lima buah bus tadi malam dan baru tiba di Kantor DPRD DKI Jakarta pada Selasa subuh (15/08). Pamor Wicaksono, koordinator aksi menyampaikan pernyataan bahwa ia dan rombongan khusus datang langsung ke Jakarta untuk bertemu langsung dengan Prasetyo Edi guna menanyakan maksudnya menyinggung masyarakat Brebes.

“Yang pertama kita menanggapi tentang pernyataan Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi yang menyatakan bahwa kunjungan kerja ke Brebes, Tegal hanya membeli telur asin dan kentutnya bau. Ini bagi kami, warga Kabupaten Brebes sungguh sangat menyakiti hati kami semua,” ujar Pamor Wicaksono dikutip redaksi Radaraktual.com pada Selasa (15/08).

Baca Juga: Pamor Wicaksono, SH, Membahas Strategi Peningkatan Demokrasi dan Pendidikan Politik

Kesimpulan

Aksi protes yang dilakukan oleh Forum Rakyat Pembela Brebes (FRPB) di depan Kantor DPRD DKI Jakarta merupakan respons terhadap pernyataan kontroversial Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi. Mereka menilai pernyataan tersebut merendahkan dan menyakiti hati warga Brebes. Pamor Wicaksono, koordinator aksi, menyatakan bahwa mereka datang ke Jakarta dengan tujuan jelas: menanyakan maksud dari pernyataan tersebut dan meminta klarifikasi serta permintaan maaf secara terbuka. Tuntutan ini mencerminkan pentingnya penghormatan terhadap semua warga Indonesia, tanpa memandang asal daerah, dan menekankan perlunya komunikasi yang lebih baik antara pemimpin dan masyarakat.

Artikel ini telah di publikasi di : rakyatmenilai.com

Visited 16 times, 1 visit(s) today

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *