Zuckerberg: 90% Kode Akan Ditulis AI, Ini Dampaknya untuk Mahasiswa IT

Zuckerberg: 90% Kode Akan Ditulis AI, Ini Dampaknya untuk Mahasiswa IT

“Saya terus memikirkan bagaimana mengintegrasikan AI dalam mata kuliah saya. Mahasiswa perlu paham AI sebagai alat, bukan ancaman,” tegas Gappy.

Kuliah IT Masih Perlu, Tapi Harus Berubah

Jadi, apakah kuliah pemrograman masih relevan?

Jawabannya: masih, tapi dengan pendekatan yang berbeda.

Kurikulum IT masa depan perlu bertransformasi. Tak cukup hanya mengajarkan sintaks atau algoritma klasik, mahasiswa perlu belajar:

  • Prompt engineering (menyusun perintah efektif untuk AI)

  • Kolaborasi manusia-AI

  • Etika dan keamanan digital

  • Arsitektur sistem yang memanfaatkan AI

  • Desain solusi berbasis machine learning

Sebab, meski AI bisa menulis 90% kode, yang menulis 10% sisanya tetaplah manusia yang tahu tujuan, dampak, dan konsekuensi dari sebuah sistem.

Programmer Masa Depan = Arsitek Teknologi

Alih-alih menjadi tukang ketik kode, programmer masa depan adalah arsitek digital. Mereka merancang, mengawasi, dan menyempurnakan sistem yang dibuat oleh AI. Mereka adalah manusia kreatif yang mampu berpikir lintas disiplin, memahami masalah pengguna, dan menciptakan solusi yang bukan hanya efisien, tapi juga manusiawi.

Dengan kata lain, coding hanyalah alat. Nilai sejati ada pada siapa yang memegangnya.

Jika kamu seorang mahasiswa IT atau sedang mempertimbangkan jurusan ini, pertanyaannya bukan lagi
“Apakah AI akan menggantikan saya?”, tapi:

“Apakah saya siap untuk memimpin di era AI

Baca Juga  Jakarta Fair 2025 Resmi Dibuka: Jadwal, Tiket, Konser, dan Tips Datang ke PRJ Tahun Ini!
1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )