Iran Ancam Serang Negara yang Memasok Senjata ke Israel

Agresi Israel ini memicu kecaman internasional dan mendorong Iran melakukan balasan dengan skala penuh. Operasi balasan diberi nama “True Promise 3”, sebuah simbolisasi janji untuk membalas setiap darah yang tumpah di tanah Iran.

Operasi Balasan Iran: True Promise 3

Sebagai respons langsung, Angkatan Udara dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) meluncurkan setidaknya 18 gelombang serangan rudal ke berbagai titik di Israel hingga 21 Juni 2025. Serangan ini diklaim sebagai bagian dari strategi untuk melumpuhkan sistem pertahanan utama Israel serta memberikan tekanan psikologis dan taktis terhadap elit militer Zionis.

Serangan-serangan ini dilakukan dengan presisi tinggi menggunakan berbagai jenis rudal jarak menengah dan drone bersenjata. Sebagian besar menyerang titik-titik logistik, pangkalan udara, dan radar strategis.

Potensi Eskalasi ke Perang Regional

Peringatan dari KCHQ ini menandai fase baru dalam konflik Iran-Israel, dengan risiko meluasnya eskalasi ke skala regional. Negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, bahkan negara-negara Eropa timur yang sebelumnya netral kini berada dalam posisi sulit.

Apakah mereka akan tetap menyediakan jalur distribusi atau dukungan logistik kepada Israel? Ataukah memilih menarik diri untuk menghindari keterlibatan langsung dalam konfrontasi militer dengan Iran?

Dunia Menanti Respons Global

Pernyataan Iran ini tidak hanya ditujukan kepada Israel, tapi juga kepada dunia internasional. Dalam permainan catur geopolitik di Timur Tengah, ancaman terhadap pihak ketiga bisa berarti babak baru dalam konflik global.

Jika ancaman ini terealisasi, maka kita bisa menyaksikan pecahnya perang terbuka antara Iran dan negara-negara pendukung Israel, sebuah skenario yang bisa mengguncang stabilitas global dan perekonomian dunia.

Situasi ini masih terus berkembang. Dunia menanti: apakah negara-negara yang selama ini berada di balik Israel akan mundur atau memilih melawan Iran secara terbuka? Waktu akan menjawab.