
Iran Nyatakan Warga dan Tentara AS Jadi Target Sah: “Perdamaian atau Tragedi”
“Iran sekarang harus berdamai. Jika tidak, serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah.”
Dan puncaknya:
“Akan ada perdamaian, atau akan ada tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar dari apa pun yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir.”
Israel Meningkatkan Status Siaga
Menyusul kabar bahwa AS telah terlibat langsung dalam serangan ke Iran, Israel bergerak cepat dengan menaikkan status siaga nasional. Militer Zionis mengumumkan:
-
Penangguhan kegiatan pendidikan
-
Larangan berkumpul di tempat umum
-
Penghentian semua pekerjaan yang tidak esensial
Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap serangan balik Iran yang diperkirakan akan menargetkan bukan hanya pasukan AS, tetapi juga sekutunya di kawasan.
Dunia Menahan Napas
Ketegangan ini menciptakan skenario yang belum pernah terlihat sejak invasi Irak pada awal 2000-an. Serangan AS terhadap fasilitas nuklir—yang selama ini dianggap sebagai garis merah oleh Teheran—telah dilangkahi.
Sementara Iran belum secara resmi mengumumkan respons militer, tanda-tanda bahwa konflik bisa merambat menjadi perang regional bahkan global sudah tampak. Apalagi dengan pernyataan terbuka Iran yang kini menyasar setiap warga negara AS di wilayah Timur Tengah sebagai target sah.
Realitas Baru di Timur Tengah?
Sampai pekan lalu, ketegangan antara Iran dan Israel masih terkesan sebagai konflik dua negara. Namun masuknya Amerika Serikat ke medan tempur mengubah wajah konflik sepenuhnya. Ini bukan lagi soal nuklir, tapi soal dominasi, pengaruh, dan garis merah yang telah dilanggar.
Trump menegaskan bahwa ia akan terus melindungi sekutu Amerika, namun tetap menyerukan “perdamaian”. Iran, di sisi lain, menafsirkan serangan ini sebagai deklarasi perang terbuka.
Dan dunia? Kini hanya bisa menunggu dan bertanya-tanya: apakah kita sudah memasuki babak baru konflik global? Atau masih ada ruang, sekecil apa pun, untuk diplomasi?