Cemas yang Tak Terlihat: Potret Dua Generasi di Dunia yang Terhubung

Cemas yang Tak Terlihat: Potret Dua Generasi di Dunia yang Terhubung

Antara Cemas dan Sunyi, Mental Health di Era Serba Cepat

Mental Health – Semua serba instan. Berita datang per detik. Notifikasi tak henti berbunyi. Scroll tanpa henti di layar kecil membuat dunia terasa begitu sibuk, begitu penuh — namun sekaligus begitu sepi.

Itulah paradoks zaman ini. Kita hidup di dunia yang selalu terhubung, tapi makin banyak orang merasa sendiri. Cemas. Tertekan. Hampa. Dua generasi paling rentan yang terdampak? Gen Z dan mereka yang menginjak usia 40-an.

Gen Z: Cemas di Tengah Sorotan dan Ekspektasi

Gen Z tumbuh dengan algoritma. Semua gerak-gerik mereka terekam, dinilai, dikomentari. Dari unggahan foto hingga opini, semua bisa menjadi tekanan. Bukan hanya dari luar, tapi dari dalam: ekspektasi diri yang dibentuk oleh dunia yang terus membandingkan.

Rasa takut tertinggal (FOMO), tekanan untuk selalu tampil baik, hingga kecemasan sosial karena terus dilihat membuat mereka sering merasa overthinking dan lelah emosional.

Mereka tahu semua teori self love, tapi sering gagal mempraktikkannya. Karena ternyata, mencintai diri sendiri itu sulit saat semua orang terus berkata kamu belum cukup.

Usia 40-an: Sunyi di Tengah Kesibukan yang Tak Pernah Usai

Sementara itu, usia 40-an adalah fase di mana orang sering kehilangan suara. Mereka sibuk bekerja, mengurus keluarga, membayar cicilan. Hari-hari berlalu seperti putaran mesin. Ada rasa kosong yang sulit dijelaskan.

Mereka tidak punya waktu untuk menangis. Tidak boleh tampak lelah. Padahal, di balik senyum dan tanggung jawab, mereka juga butuh tempat bersandar.

Baca Juga  Menemukan Diri di Usia 40: Saatnya Merangkul Perubahan dengan Bijak
1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )