
Serangan Bom Klaster Iran Picu Kepanikan di Israel, IDF Beri Peringatan
Eskalasi Baru yang Mengkhawatirkan
Bom Klaster: Senjata Mematikan yang Ditolak Dunia
Bom klaster dikenal sebagai senjata yang sangat kontroversial. Daryl Kimball, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengendalian Senjata, menyebut bom ini sebagai senjata dengan “dampak kerusakan yang luas, khususnya di area sipil.”
“Bom klaster bisa meninggalkan amunisi tak meledak yang menjadi ranjau darat tersembunyi bagi warga sipil,” ujar Kimball.
Meskipun dunia internasional telah berusaha mengatur penggunaannya, Iran dan Israel—bersama Amerika Serikat, Rusia, dan Ukraina—termasuk negara yang menolak menandatangani Konvensi Menentang Bom Klaster yang digagas pada tahun 2008 dan kini telah diratifikasi oleh 111 negara.
Penggunaan bom klaster kembali jadi sorotan global setelah Amerika Serikat memasok senjata ini ke Ukraina pada 2023 untuk melawan invasi Rusia, dan kini muncul lagi dalam konflik Timur Tengah yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Peringatan untuk Warga Sipil Israel
Pasca serangan tersebut, militer Israel langsung mengeluarkan peringatan untuk warga, terutama yang tinggal di wilayah terdampak. Warga diminta untuk tidak mendekati benda asing yang jatuh di sekitar mereka karena kemungkinan besar adalah sub-munisi yang belum meledak.
Layanan darurat dan penjinak bom kini disiagakan di berbagai titik, termasuk di pemukiman yang terpapar radius sebaran bom klaster.
Ancaman Baru, Eskalasi Konflik
Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik Iran-Israel yang selama ini berlangsung dalam bentuk serangan terbatas atau proksi. Jika penggunaan bom klaster terus berlanjut, dampaknya bisa semakin luas dan membahayakan.
Komunitas internasional kini dihadapkan pada dilema baru: bagaimana menekan penggunaan senjata-senjata terlarang tanpa memperparah konflik yang sudah sangat kompleks?