Tinggal di Menteng dengan Rp700 Juta? Ini Kisah Nyata Rumah Flat Koperasi

Tinggal di Menteng dengan Rp700 Juta? Ini Kisah Nyata Rumah Flat Koperasi

Perlawanan Senyap Kelas Menengah atas Krisis Hunian Jakarta

Gaya Hidup – Menteng selama ini dikenal sebagai kawasan elite di Jakarta Pusat. Deretan rumah bergaya kolonial, pepohonan tua yang rimbun, dan jaraknya yang sangat dekat dari pusat pemerintahan dan bisnis menjadikannya simbol kemapanan yang hampir tak tersentuh oleh warga kelas menengah.

Namun pada 2025, sesuatu yang tak biasa terjadi di kawasan ini. Sebuah bangunan empat lantai berdiri tanpa tembok tinggi, tanpa pagar kokoh yang menutupi pandangan publik. Di balik pagar rendah, pejalan kaki bisa langsung melihat taman kecil, balkon, dan jendela besar dari setiap unit hunian.

Bangunan ini adalah rumah flat koperasi pertama di Indonesia yang dibangun oleh dan untuk warga kelas menengah.

Sebuah Eksperimen Sosial di Tengah Kota

Rumah flat ini bukan sekadar bangunan. Ia adalah eksperimen sosial—dan kritik halus—atas sistem hunian Jakarta yang selama ini terasa menindas bagi warga kelas menengah: terlalu mahal, terlalu jauh, atau terlalu sempit.

Rumah flat di Menteng dikelola dalam skema koperasi. Setiap penghuni ikut serta dalam pembangunan, pembiayaan, dan pengelolaan bangunan. Skema ini memungkinkan harga unit jauh lebih rendah dibanding pasar konvensional.

Contohnya:

  • Unit terkecil berukuran 40 m² seharga Rp380 juta

  • Unit menengah 53 m² seharga Rp700 juta

  • Unit terbesar 128 m² seharga Rp1,2 miliar

Jika dibandingkan dengan harga rumah tapak atau apartemen sekelas di Menteng yang bisa menyentuh puluhan miliar rupiah, harga ini terasa seperti mimpi.

Namun bukan hanya harganya yang membuat proyek ini istimewa.

Lokasi Strategis, Hidup Lebih Layak

Letaknya hanya 15 menit jalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia. Dikelilingi stasiun MRT, KRL, dan halte TransJakarta, rumah flat ini memungkinkan warganya untuk hidup tanpa bergantung pada kendaraan pribadi.

Baca Juga  Kisah Dua Nasib di Jurang Rinjani: Juliana Gugur, Paul Selamat

Di dalam unit, ventilasi dan cahaya alami menjadi prioritas. Balkon hadir di setiap hunian. Pohon-pohon yang ditanam bersama-sama oleh para penghuni menciptakan nuansa teduh dan damai.

Salah satu penghuninya, Imanuel Gulo, mengaku kehidupannya berubah sejak tinggal di sana.

1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )