
Me Time di Era Serba Cepat: Cara Menjaga Keseimbangan Emosi di Tengah Tuntutan Hidup
Me Time Tidak Harus Sendiri
Meski istilahnya “me”, me time tak selalu berarti sendiri. Yang penting adalah aktivitas tersebut memberi energi dan rasa damai, bukan kelelahan. Beberapa orang merasa recharge dengan cara berkumpul dengan teman dekat dalam suasana tenang dan suportif.
Studi Kasus: Me Time di Tengah Karier Padat
Rini, 32 tahun, adalah manajer pemasaran yang tinggal di Jakarta. Ia mengatur me time setiap Minggu sore dengan bersepeda ke taman dan membaca novel. Rini mengaku, kebiasaan ini membuat pikirannya lebih jernih menghadapi minggu kerja yang padat.
Me Time dan Kesehatan Mental
Banyak studi mengaitkan me time dengan penurunan risiko depresi, burnout, dan kecemasan. Hal ini disebabkan oleh:
- Terputusnya sementara dari sumber stres
- Meningkatnya perasaan berdaya dan kontrol atas hidup
- Stimulasi hormon serotonin dari aktivitas menyenangkan
Me time bukan tren sesaat. Ini adalah kebutuhan mendasar yang harus diakomodasi dalam rutinitas harian, apalagi di era digital yang menuntut kecepatan dan konektivitas terus-menerus. Yuk, mulai jadwalkan waktu untuk diri sendiri agar hidup lebih seimbang, sehat, dan bahagia.