Pamor Wicaksono,Ziarah Ke Makam Ibu Inggit Garnasih, Mengenang Jasa Besar Seorang Ibu.

Pamor Wicaksono,Ziarah Ke Makam Ibu Inggit Garnasih, Mengenang Jasa Besar Seorang Ibu.

Bandung, Rabu, 28 Februari 2024 – Pamor Wicaksono, SH, Anggota DPRD Kabupaten Brebes yang telah memasuki periode keempatnya, menghadirkan momen yang sarat makna dengan melakukan ziarah ke makam Ibu Inggit Garnasih, istri dari Proklamator Bung Karno.

Dalam sebuah ziarah yang penuh penghormatan, Pamor Wicaksono mengunjungi makam Ibu Inggit Garnasih dengan harapan agar beliau diakui sebagai Pahlawan Nasional atas jasanya yang besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ibu Inggit Garnasih, sebagai istri dari Bung Karno, telah memainkan peran yang penting dalam menjaga semangat dan mempertahankan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan.

Inggit Garnasih (17 Februari 1888 – 13 April 1984) adalah istri kedua Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Mereka menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung. Pernikahan mereka dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda. Inggit dan Soekarno bercerai di Pegangsaan Timur 56 yang disaksikan oleh Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur. Sekalipun bercerai tahun 1942 dan Inggit tetap menyimpan perasaan terhadap Soekarno, termasuk melayat saat Soekarno meninggal. Kisah cinta Inggit-Soekarno ditulis menjadi sebuah roman yang disusun Ramadhan KH yang dicetak ulang beberapa kali sampai sekarang. Beliau meninggal di Bandung pada tanggal 13 April 1984. Dua bulan sebelum meninggal, Fatmawati mengunjungi beliau atas bantuan Ali Sadikin.

ia terlahir dengan nama Garnasih saja. Garnasih merupakan singkatan dari kesatuan kata Hegar Asih, dimana Hegar berarti segar menghidupkan dan Asih berarti kasih sayang. Kata Inggit yang kemudian menyertai di depan namanya berasal dari jumlah uang seringgit. Diceritakan bahwa Garnasih kecil menjadi sosok yang dikasihi teman-temannya. Begitu pula ketika ia menjadi seorang gadis, ia adalah gadis tercantik di antara teman-temannya. Di antara mereka beredar kata-kata, “Mendapatkan senyuman dari Garnasih ibarat mendapat uang seringgit.” Banyak pemuda yang menaruh kasih padanya. Rasa kasih tersebut diberikan dalam bentuk uang yang rata-rata jumlahnya seringgit. Itulah awal muda sebutan Inggit yang kemudian menjadi nama depannya.

Baca Juga  Bella Ratna Syafierra di dampingi Pamor Wicaksono, Ambil Formulir Pilkada Brebes dari Empat Parpol.

Pamor Wicaksono, yang juga dikenal karena slogannya “Takkan kubiarkan rakyat menunggu”, menegaskan betapa pentingnya mengenang dan menghargai peran seorang ibu dalam sejarah bangsa. Dalam kunjungannya, Pamor Wicaksono menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Ibu Inggit atas jasanya yang besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

1
2
CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )