
Pesona Keunikan Kampung Adat Jalawastu di Brebes, Warga Pantang Makan Ikan dan Daging
Sedangkan untuk kelengkapan rumah seperti kloset, bahan yang mereka pakai adalah plastik. Meski termasuk salah satu wilayah di Kabupaten Brebes, Jateng, warga kampung menggunakan bahasa sunda untuk komunikasi sehari-harinya.
Hingga kini adat istiadat di kampung tersebut masih warga pegang teguh. Sebagaimana lazimnya kampung adat, warga pun mempunyai kebudayaan serta kegiatan yang rutin mereka lakukan pada waktu tertentu. Antara lain upacara adat ngasa dan perang centong.
Tradisi Kampung unik Adat Jalawastu di Brebes
Warga menggunakan makanan dari jagung yang mereka tumbuk menjadi seperti nasi, dengan lauk pauknya berupa umbi-umbian. Sedangkan penyajian jamuan makanan dan minumnya, tanpa menggunakan piring maupun gelas berbahan kaca.
Warga Kampung unik Jalawastu di Brebes menggantinya dengan piring enamel, daun, atau alat berbahan plastik. Semua peralatan berbahan kaca dan keramik haram ada di dalam kampung. Jika menilik sejarahnya, upacara Ngasa berasal dari budaya nenek moyang mereka yang beragama Hindu.
Hal itu bisa terlihat dari pakaian adat peserta upacara serta bacaan puji-pujian untuki dewa-dewa. Tradisi Ngasa berarti pula perwujudan syukur kepada batara windu buana yang merupakan pencipta alam. Konon kampung ini sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha yang menganut agama Sunda Wiwitan.
Ini pula yang membuat adal iastiadat di kampung tersebut, mempunyai kemiripan dengan budaya suku Baduy. Seiring berjalannya waktu, warga Kampung Jalawastu banyak pula yang menganut agama Islam. Ajaran Islam ini berasal dari Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga.
Ajaran Islam masuk melalui Sunan Kalijaga dan Gunung Jati pada abad 15 sampai 16. Menurut tokoh pemerhati budaya lokal, Wijanarto, ini berdasarkan sejarah pitutur yang berkembang di masyarakat setempat. (sumber)