Indonesia dikenal sebagai negara agraris, karena sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Luas lahan pertanian di Indonesia mencapai sekitar 17,1 juta hektare, atau sekitar 12% dari luas wilayah Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki iklim tropis yang cocok untuk berbagai jenis tanaman pertanian.
Kejayaan Indonesia sebagai negara agraris sudah dimulai sejak zaman dahulu. Kerajaan-kerajaan di Nusantara, seperti Sriwijaya dan Majapahit, sudah terkenal sebagai penghasil rempah-rempah dan hasil pertanian lainnya. Pada zaman kolonial Belanda, Indonesia menjadi salah satu pemasok hasil pertanian terbesar bagi Belanda.
Setelah kemerdekaan, Indonesia terus mengembangkan sektor pertaniannya. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung sektor pertanian, seperti penyediaan subsidi pupuk dan benih, serta pembangunan infrastruktur pertanian.
Kejayaan Indonesia sebagai negara agraris tidak hanya membawa dampak positif bagi sektor pertanian itu sendiri, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar bagi perekonomian Indonesia. Selain itu, sektor pertanian juga menyerap banyak tenaga kerja.
Saat ini, Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan dalam sektor pertanian, seperti perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan minimnya regenerasi petani. Namun, dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, Indonesia tetap memiliki potensi yang besar untuk menjadi negara agraris yang maju dan sejahtera.
Caleg Partai Golkar untuk DPR RI dari Dapil Jateng V (Solo, Sukoharjo, Boyolali, Klaten), Dina Hidayana memiliki gagasan mengenai empat langkah prioritas yang harus dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara agraris.
Empat langkah itu adalah:
1. Adanya integrasi data nasional sehingga ada keseragaman data dan tidak berbeda-beda. Dengan adanya integrasi data nasional akan memudahkan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang benar-benar tepat sasaran kepada rakyat.
2. Penguatan aktor strategis sektor pertanian. Aktor-aktor strategis di sektor pertanian itu meliputi pelaku sektor pertanian, akademisi, perempuan, dan pemuda.
3. Pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi serta penguatan lembaga riset.
4. Pengaturan dan pengawasan terpadu tata niaga pangan.
Jika empat langkah itu dijalankan secara konsisten dan sungguh-sungguh, Dina meyakini kejayaan sebagai negara agraris akan kembali diraih oleh bangsa ini.