
Pamor Wicaksono,Ziarah Ke Makam Ibu Inggit Garnasih, Mengenang Jasa Besar Seorang Ibu.
Ziarah Pamor Wicaksono ke makam Ibu Inggit Garnasih menjadi momentum untuk memperkuat rasa nasionalisme dan mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa. Harapannya, dengan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional, Ibu Inggit Garnasih akan diabadikan sebagai contoh teladan bagi generasi muda Indonesia.
Pamor Wicaksono menyampaikan, “Ibu Inggit Garnasih adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah perjuangan Indonesia. Beliau tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk seluruh kaum perempuan di negeri ini. Sudah waktunya kita mengakui jasa-jasa beliau dengan menganugerahkannya gelar Pahlawan Nasional.”
Pamor Wicaksono juga menyatakan komitmennya untuk terus memperjuangkan pengakuan resmi bagi Inggit Garnasih sebagai Pahlawan Nasional di tingkat nasional. Ia menegaskan bahwa penganugerahan gelar tersebut akan menjadi penghormatan yang layak bagi perjuangan dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh Inggit Garnasih.
Inggit Garnasih merupakan sosok pahlawan yang sebenarnya memiliki jasa yang sangat besar untuk kemerdekaan Indonesia, bagaimana tidak, Inggit Garnasih lah yang selalu setia mendampingi Soekarno dimasa-masa sulitnya, akan tetapi namanya tak pernah disebut dalam buku pelajaran. Inggit Garnasih adalah ibu kos Bung Karno selama masih sekolah. Bagi pembaca yang belum mengenal sosok Inggit Garnasih, beliau adalah istri kedua Soekarno yang membiayai perjuangan Soekarno mulai dari biaya kuliahnya hingga aktivitas politiknya. Bahkan saat Bung Karno dipenjara karena aktivitas politik menentang Belanda, Beliaulah yg membawakan makanan dan buku sebagai penghibur Bung Karno. Selama ini nama Inggit Garnasih masih asing di telinga masyarakat Indonesia bahkan yang lebih menprihatinkan namanya masih asing di tanah kelahirannya yaitu Kamasan
Bahkan satu-satunya permohonannya kepada negara, tempat untuk memakamkan jasadnya, tetapi itu pun ditolak. Satu-satunya permohonannya tapi ditolak pula sungguh menyedihkan. Namun deritanya tidak sampai di situ. Masih ada yang lebih memilukan. Yakni walaupun jasanya besar, sampai hari ini, 39 tahun setelah ia meninggal, ia tak kunjung diberikan gelar pahlawan nasional padahal sudah berulang kali diusulkan .
Momen ziarah ini juga mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga dan memelihara nilai-nilai sejarah serta menghargai peran perempuan dalam membangun dan memajukan bangsa. Semoga langkah Pamor Wicaksono ini menjadi inspirasi bagi para pemimpin dan masyarakat untuk terus menghargai jasa-jasa para pahlawan bangsa, termasuk peran besar yang dimainkan oleh para ibu dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.